Suap dan Pakaian Mini

Sudah lama tidak mengunjungi blog, ada rasa kangen untuk berbagi cerita dan mengeluarkan unek-unek yang ngga bisa dikeluarkan dengan curhat kepada temen, karena memang bukan jalurnya. Baiklah saya akan membagi beban fikiran yang selama ini saya belum cerita kepada teman.
Pertama. Pada dua minggu saya menyimak acara televisi pagi di salah satu stasion yang dimana acaranya ceramah pagi, saat itu ada yang bertanya “apakah jika masuk kerja dengan uang itu sama saja menyuap, dan bagai mana gaji setip bulan yang diterima” kemudian nara sumber menjawab dengan hadist yang bunyinya “Arrasyi wal murtasyi finnar” yang artinya adalah yang menyuap dan yang di suap masuk neraka dan gaji setip bulannya termasuk harta haram karena didapat dengan jalan yang tidak di ridhai Alloh. Bukan rahasia lagi bahkan sudah menjadi pembicaraan umum, jika mau masuk kerja swasta atau negri harus bayar sekian ratus ribu bahkan sampai ada puluhan juta rupiah. Maka dari itu pantaslah kerja mereka banyak yang kurang bagus di karenakan, pertama jika uang masuk besar apalagi sampai pinjam yang ada dalam benak dan fikiran meraka adalah bagaimana mengembalikan pinjamannya itu. Apalagi jika masa kerja hanya lima tahun saja, tidak mengherankan korupsi adalah jalan pintas yang mereka tempuh. Itu semua karena kurangnya pemahaman agama. Agama hanya sebagai kedok atau topeng saja, bahkan hanya sebagai syarat membuat KTP.
Kedua. Kemarin saya menyimak perbincangan tentang pergaulan akibat bebas, yang di adakan oleh BKKBN, sungguh membuat hati ini miris mendengarnya, sebuah survai dari BKKBN yang dilakukan di kota-kota besar, menyebutkan bahwa hampir 40 ~ 60% gadis pernah melakukan hubungan intim (alias sudah hilang keperawannya) yang membikin saya sedikit tidak sependapat dengan salah seorang narasumber yang mengatakan “dimana rasa tanggungjawab seorang laki-laki yang sudah merenggut kehormatan wanita” mungkin ada benarnya tetapi menurut saya banyak salahnya, dari sudut pandang seorang laki-laki perbuatan itu terjadi karena suka sama suka, jika salah satu dari mereka tidak mau maka perbuatan intim itu kemungkinan besar tidak terjadi. Perbuatan itu erjadi karena kaum lelaki di sini selalu di suguhi dengan pakaian-pakaian mininya perempuan yang mempertontonkan aurat, untuk hidup di Indonesia ini apalagi di kota-kota besar sulit untuk menjaga pandangan dari maksiat dan madorotnya, pagi dalam perjalanan ketempat kerja sudah di suguhi pemandangan yang membuat kaum laki-laki tergiur. Di tempat kerja melihat rekan kerja atau relasi yang berpakaian mini, dan sampai pulang kembai kerumah masih di pertotonkan wanita berpakaian mini. Sebelum saya menikah pernah seorang teman berkata “Laki-laki akan memberikan cinta untuk mendapatkan sesuatu dari prempuan, bgitu juga sebaliknya perempuan juga akan memberikan sesuatu untuk mendapatkan cintanya laiki-laki” makanya saat ini banyak aborsi-aborsi, karena perbuatan mereka hanya memikirkan kenikmatan yang hanya sesaat, dan mengorbankan hargadirinya untuk selamanya.
Pantas saja negri ini selalu di timpa musibah tiada henti dari kekeringan, banjir, gempa bumi, angin topan, gunung meletus, tsunami, longsor, kecelakaan lalulintas dan banyak lagi. Jika kita mau menengok ke sebuah negri dimana Rasulalloh dilahirkan yaitu Makkah Almukaromah. Walaupun gersang karena penduduknya beriman, belum pernah terdengar berita kekurangan air, bahkan pendatang (tamu Alloh) pulang ketanah air hampir semua membawa air dari sana. Padahal di Negara asal mereka air melimpah.

2 Tanggapan so far »

  1. 2

    guss! said,

    suap sudah merajalela di kehidupan sehari-hari, banyak argumen yang dijadikan dasar kenapa harus pakai “uang” untuk ini-itu, jaga diri baik2 lah… ini juga bagian dari perjuangan menghadapi cobaan dunia.. keep istiqomah!


Comment RSS · TrackBack URI

Tinggalkan Balasan ke Hiu Batalkan balasan